Rindu



















Dua minggu yang lalu aku ketempatmu. Bunga tabur kubawa serta saat itu. Hari sudah petang, aku tergesa takut kegelapan. Hari itu memang aku sangat lelah, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Terus aku nonton tv sambil tiduran, maunya si cuma leyeh-leyeh, ha..ha...ha.... seperti anakmu siaran memandu acara campur sari, slogannya "Leyeh-leyeh enak tenan" dengan gaya bahasa yang mendayu. Oya ..... aku belum cerita ya kalau siragil sepulang dari Jogja terus ada tawaran nyiar di salah satu radio fm di Salatiga. Si ragil kalau siaran asyik lho, wajar, logatnya enak didengar, guyonannya sopan dan komunikatif. Sayang semua itu kamu sudah tidak ada bersama aku dan anak-anak. Aku bayangkan seandainya kamu masih ada pasti kamu suka dan tentunya akan ikut jadi pendengar setia. Oya... si ragil juga memegang beberapa acara, diantaranya, ndangdut, campur sari, lagu nostalgia, lagu-lagu cinta, lagu mandarin yang satu ini seru, karena nggak ngerti arti bahasanya ya terpaksa dia harus belajar. Tapi belajarnya ya cuma seputaran judul lagu dan istilah sapa menyapa. Yang menggelikan kalau dia memandu acara curhat, banyak lho yang curhat, aku sering dengarkan juga, serunya abg-abg yang curhat tentang percintaan mereka. Aku tabur bunga kesukaanmu ya, kubawakan mawar merah. Perjual bunga langgananku sampai hafal kalau aku datang pasti dipilihkan yang merah saja tanpa lagi aku minta. Ya itulah ceritaku tentang si ragil. Salam juga dari si sulung dan adiknya. Aku dan anak-anak kangen dengan belaian cintamu. Sudah dulu ya, disaat aku kangen kamu aku akan datang mengunjungimu kekasihku.

Oya, puisi terakhirmu aku tulis di blogku.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS